KHULAFAUR RASYIDIN
(Al-Khulafa’u Ar-Rasyidin Penerus Perjuangan Nabi Muhammad saw.)
Al-Khulafa’u ar-Rasyidin artinya
pemimpin yang diberikan petunjuk oleh Allah Swt. Al-Khulafa’u ar-Rayidin adalah
pengganti Rasulullah saw. Mereka berjumlah empat orang, yaitu Abu Bakar
as-Siddiq, Umar bin Khattab, ‘Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
A. Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar As-Sidiq lahir pada
tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua tahun satu bulan
setelah kelahiran Nabi Muhammad saw. Nama aslinya adalah Abdullah ibn Abu
Kuhafah. Ia mendapat gelar as-Siddiq setelah masuk Islam.
Abu Bakar diberi gelar oleh
Rasulullah saw. “as-Siddiq”, artinya yang benar. Mengapa beliau mendapat gelar
seperti ini? Ketika itu, Rasulullah saw. melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu
melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di
Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu sepertiga
malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah berupa salat
lima kali sehari semalam. Ketika berita ini disampaikan kepada orang-orang
kafir Mekah, serentak orang-orang kafir Mekah tidak mempercayainya,
bahkanmereka menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan kebohongan. Akan
tetapi, Abu Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut
Abu Bakar as-Siddiq termasuk
as-Sabiqμn al-awaalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Ketika ia
masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya dikorbankan untuk membela agama Islam
yang pada saat itu masih belum berkembang. Dengan kegigihan dan keuletannya,
beliau setia mendampingi Nabi Muhammad saw. untuk selalu berdakwah mengajarkan
ajaran Islam.
Abu Bakar as-Siddiq selalu
dicaci-maki oleh musuh-musuhnya gara-gara mengikuti agama Islam. Akan tetapi,
Abu Bakar tetap saja setia bahkan sampai pada saat Rasulullah saw. mau hijrah,
ia tetap setia mendampinginya, meskipun rintangan yang dihadapinya sangat
berat.
Abu Bakar as-Siddiq sudah memberi
contoh yang baik. Ia selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan
Islam. Ia juga patuh pada ajaran agamanya. Kita yang sudah mengenal Islam sejak
kecil, sejak sekolah taman kanak-kanak, sudah diajari tentang salat, tentang
berbuat baik, tentu sekarang tinggal mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Kita harus yakin jika kita dan orang lain berbuat baik, niscaya
dunia ini akan aman dan tenteram, tidak akan ada lagi peperangan dan
permusuhan.
Pada masa Abu Bakar as-Siddiq
menjadi Khalifah, program yang terkenal adalah:
a. Memerangi orang-orang yang keluar dari
Islam (murtad),
b. Memerangi orang-orang yang enggan
membayar zakat,
c. Memerangi orang-orang yang mengaku nabi
(nabi palsu).
B. Umar bin Khattab
Umar bin Khattab bin Nufail bin
Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab adalah salah seorang
sahabat Nabi Muhammad saw. yang juga adalah Khalifah kedua setelah Abu Bakar
Siddiq.
Umar dilahirkan di kota Mekah
dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekah
saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al- Shimh Al-Quraisy dan ibunya
Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Nabi, yaitu
al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan
kebatilan.
Umar bin Khattab adalah orang
yang sangat berani sehingga ia dijuluki singa padang pasir. Sebelum masuk
Islam, ia sangat ditakuti oleh orang-orang Islam karena kebengisannya. Begitu
juga ketika sudah masuk Islam, ia sangat ditakuti oleh musuhnya, yaitu
orang-orang kafir.
Meskipun keras kepala, tetapi
hati beliau lembut. Ia keras terhadap orang-orang yang mengingkari ajaran Islam
atau orang-orang kafir, tetapi ia sangat lembut terhadap orang-orang yang baik.
Ketika menjadi pemimpin, ia
selalu mendahulukan kepentingan orang banyak. Ia tidak pernah mendahulukan
kepentingan sendiri. Prinsipnya, lebih baik tidak makan dan tidur di lantai
dari pada makan enak dan tidur di istana sementara rakyatnya menderita.
Pada suatu malam, hartawan
Abdurrahman bin Auf dipanggil oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk diajak pergi
ke pinggir kota Madinah. “Malam ini akan ada serombongan kafilah yang hendak
bemalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,” kata Khalifah Umar kepada
Abdurrahman bin Auf.
“Lalu maksud Anda bagaimana?’’
tanya Abdurrahman.
“Oleh karena kafilah itu membawa
barang dagangan yang banyak, maka kita ikut bertanggung jawab atas keselamatan
barang dari gangguan tangan-tangan usil. Jadi, nanti malam kita bersama-sama
harus mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan itu disambut gembira oleh
Abdurrahman. Bahkan, dia sudah mempersiapkan jiwa-raganya untuk berjaga semalam
suntuk. Namun, apa yang terjadi di sana? Ternyata lain dengan yang diduganya
semula.
Ketika malam telah mulai sepi,
Khalifah Umar bin Khattab berkata padanya, ”Abdurrahman… kau boleh tidur!
Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau ada apa-apa kau saya
bangunkan”.
Suatu malam, Auza’iy pernah
memergoki Khalifah Umar masuk ke rumah seseorang. Ketika keesokan harinya dia
datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan
sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan bahwa tiap malam ada orang yang
datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Siapa nama orang
itu, janda tua itu sama sekali tidak tahu. Padahal orang yang tiap malam datang
ke rumahnya adalah Khalifah yang mereka kagumi.
Suatu malam, Khalifah Umar
berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba, didengarnya rintihan seorang wanita
dari dalam sebuah kemah yang kumal. Ternyata yang merintih itu seorang wanita
yang akan melahirkan. Di sampingnya, suaminya kebingungan. Pulanglah Khalifah
ke rumahnya untuk membawa istrinya, Ummu Kulsum, untuk menolong wanita yang
akan melahirkan itu.Wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu bahwa orang yang
menolongnya adalah Khalifah Umar, Amirul Mu’minin yang mereka cintai.
C. Usman bin Affan
‘Usman bin ‘Affan adalah sahabat
Nabi yang termasuk al-Khulafa’u ar- Rasyidin yang ke-3 setelah Umar bin
Khattab. Ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan pebisnis yang handal namun
sangat dermawan. Banyak bantuan ekonom yang diberikan olehnya kepada umat Islam
di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan zunnurain yang berarti “pemilik dua
cahaya.” Julukan ini didapat karena ‘Usman telah menikahi putri kedua dan
ketiga Rasullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum.
‘Usman bin ‘Affan tidak
segan-segan mengeluarkan kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat
umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000
dirham yang setara dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu. Sumur itu
ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. ‘Usman juga memberi bantuan untuk
memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah di sekitarnya. Ia mendermakan 1.000
ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1.000 dirham sumbangan pribadi untuk
Perang Tabuk yang nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut. Pada
masa pemerintahan Abu Bakar, Usman juga pernah memberikan gandum yang diangkut
dengan 1.000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
D. Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib mempunyai nama
asli Haydar (singa) bin Abu Thalib. beliau adalah seorang pemeluk Islam pertama
dan juga keluarga Nabi Muhammad saw. Ali adalah sepupu Nabi Muhammad saw. Dan
menantunya setelah menikah dengan Fatimah.
Ali dilahirkan dari pasangan
Fatimah binti Asad dan Abu Thalib. Kelahiran Ali banyak memberi hiburan bagi
Nabi Muhammad saw. karena beliau tidak punya anak laki-laki. Nabi Muhammad saw.
bersama istrinya, Khadijah, mengasuh Ali dan mengangkatnya sebagai anak. Hal
ini sekaligus untuk membalas jasa Abu Thalib yang telah mengasuh Nabi sejak
beliau kecil hingga dewasa. Dengan demikian sejak kecil Ali sudah bersama
dengan Nabi Muhammad saw.
Pada usia remaja setelah wahyu
turun, Ali banyak belajar langsung dari Rasulullah. Beliau selalu dekat Nabi
karena menjadi anak angkatnya dan berlanjut menjadi menantunya. Didikan
langsung Nabi kepada Ali dalam semua aspek ilmu Islam menggemblengnya menjadi
seorang pemuda yang sangat cerdas, berani, dan sabar.
Setelah hijrah dan tinggal di
Madinah, Ali dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya, Fatimah. Nabi
menimbang Ali yang paling tepat dalam banyak hal, seperti nasab keluarga yang
serumpun (Bani Hasyim) yang paling dulu mempercayai kenabian Muhammad (setelah
Khadijah).
Ali bin Abi Thalib adalah salah
seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Rasulullah mengatakan “Anaa madiinatul ‘ilm
wa ‘aliyu babuha” (Saya adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya).
Sebagaimana Khalifah Umar bin
Khatab, Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah terakhir juga memiliki sifat yang
sama, cerdas dan tegas. Proses pergantian Khalifah dari ‘Usman bin ‘Affan ke
Ali bin Abi Thalib mengalami hambatan. Ada kelompok yang setuju dan yang
menentang. Dalam situasi genting seperti ini, Ali bin Abi Thalib tampil dengan
tegas sehingga dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul.
Inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Sumber : Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 7
0 comments:
Post a Comment